Defanie Arianti - Okezone
JAKARTA - Berdasarkan temuannya dalam studi tren internet dan perilaku online masyarakat Indonesia, Yahoo dan firma riset TNS yakin bahwa perangkat mobile bakal menjadi pilihan utama akses internet tanah air di masa mendatang.Suresh Subramanian selaku Deputy Managing Director TNS Indonesia memaparkan bahwa 58 persen Netizen Indonesia saat ini mengakses internet lewat ponsel mereka. Angka ini melesat jauh dibandingkan 2009 lalu (22 persen) dan naik 10 persen dari 2010.
"Meningkatnya akses internet lewat mobile ini jelas didorong oleh semakin banyaknya ponsel pintar dengan harga terjangkau di pasaran," ujar Suresh kepada media di kantor baru Yahoo Indonesia di Sentral Senayan II, Selasa (26/7/2011).
"Kini, kemanapun anda pergi, anda akan melihat iklan-iklan yang menawarkan ponsel produksi lokal dengan kemampuan mirip smartphone branded tapi dengan harga bersahabat," lanjutnya.
Penggunaan internet mobile yang terus meningkat cukup memberikan dampak terhadap bisnis warung internet (warnet). Net Index 2011 mencatat kini 'hanya' 60 persen pengguna yang mengakses internet di warnet, turun dari angka tahun 2010 (64 persen) dan 2009 (83 persen).
Sementara untuk penggunaan di rumah, Suresh mengakui masih cukup sulit diadopsi masyarakat Indonesia. "Biaya koneksi internet di rumah masih terbilang tinggi. Untuk memiliki koneksi ADSL di rumah, kita harus menyiapkan dana hingga USD60 per bulan (sekira Rp511 ribu). Bandingkan dengan paket berlangganan mobile yang sudah bisa diperoleh dengan biaya USD9 (sekira Rp76 ribu)," papar Suresh.
Meski demikian, angka penggunaan internet di rumah pun meningkat dari 25 persen di 2010 menjadi 32 persen tahun ini. Tempat mengakses internet populer lainnya di Indonesia antara lain kantor (18 persen), sekolah (13 persen), rumah teman (5 persen) dan tempat-tempat umum dengan fasilitas WiFi (4 persen).